Yesaya 41:1-7 TUHAN membangkitkan seorang pembebas
41:1 Dengarkanlah Aku dengan berdiam diri, hai pulau-pulau; hendaklah bangsa-bangsa mendapat kekuatan baru! Biarlah mereka datang mendekat, kemudian berbicara; baiklah kita tampil bersama-sama untuk beperkara!
41:2 Siapakah yang menggerakkan dia dari timur, menggerakkan dia yang mendapat kemenangan di setiap langkahnya, yang menaklukkan bangsa-bangsa ke depannya dan menurunkan raja-raja? Pedangnya membuat mereka seperti debu dan panahnya membuat mereka seperti jerami yang tertiup.
41:3 Ia mengejar mereka dan dengan selamat ia melalui jalan yang belum pernah diinjak kakinya.
41:4 Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.
41:5 Pulau-pulau telah melihatnya dan menjadi takut, ujung-ujung bumi pun menjadi gemetar; mereka datang dan makin mendekat.
41:6 Yang seorang menolong yang lain dan berkata kepada temannya: "Kuatkanlah hatimu!"
41:7 Tukang besi menguatkan hati tukang emas, dan orang yang memipihkan logam dengan martil menguatkan hati orang yang menempa di atas landasan; ia berkata tentang patrian: "Itu baik," lalu menguatkannya dengan paku-paku, sehingga tidak goyang.
Saya tidak mengerti bagaimana perikop diatas dikaitkan dengan nubuat tentang nabi Muhammad.
Saya berikan garis besar apa Kitab Yesaya. Pada masa pelayanan Yesaya, kehidupan moral umat Allah begitu merosot, sehingga Allah mengutus Nabi Yesaya untuk menubuatkan hukuman yang akan menimpa mereka (Yesaya 6:11-13). Saat Yesaya menyampaikan nubuatnya itu, Israel telah dibawa dalam pembuangan pada tahun 722 SM, dan Raja Hizkia sendiri hampir saja dihancurkan Asyur jika Tuhan tidak menolong mereka secara ajaib (Yesaya 36:1-37:37). Tetapi karena kedegilannya Yehuda juga akan dibuang ke Babel. Nubuat tentang hal yang masih jauh itu diberikan Yesaya dalam konteks penghiburan kepada mereka yang menderita. Dalam serangkaian nubuat yang luar biasa Yesaya menyampaikan kejatuhan Babel (Yesaya 46:1-47:15) dan keselamatan dari sisa Yehuda. Ia menyebutkan nama Koresh yang akan dipakai sebagai alat Tuhan untuk membawa umat sisa itu kembali ke Yerusalem satu abad sebelum Koresh berkuasa (Yesaya 44:24-45:13). Ia mendorong umat sisa itu untuk kembali dari Babel (Yesaya 48:20-21) dan mendorong mereka memperbarui iman dan kesetiaan kepada Allah ketika kembali ke negeri mereka (Yesaya 56:1-8) dan jangan jatuh kembali ke dalam dosa ketidaksetiaan kepada Tuhan (Yesaya 57:3-13).
Khusus mengenai Yesaya 41:1-7, disini TUHAN yang berkuasa menentukan nasip bangsa-bangsa dan manusia, menyatakan ketetapan Mahakuasa-Nya.
Ayat 1. Pulau-pulau atau negeri-negeri pesisir yang dimaksud disini adalah negeri-negeri di Laut Tengah. Bangsa-bangsa, adalah umat manusia secara umum, yakni bangsa-bangsa sebagai keseluruhan. Berdasarkan akal budi dan hati nurani, Allah berkenan berperkara dengan mereka dalam hal hukum moral yang telah Dia berikan dalam hati mereka melalui anugerah secara umum.
Ayat 2-3. Yang dimaksud, dia dari timur, ialah penakluk Babel pada masa yang akan datang (ayat ini ditulis dengan latar belakang Israel dikuasai oleh Babel), penakhluk Babel yang dimaksud adalah Raja Koresh dari Persia (558-529 sM). Dia datang sebagai hamba yang "diurapi" Allah (lihat Yesaya 45:1). Kisah ini adalah kiasan untuk "Mesias" (Mesias/ Al-Masih bermakna "yang diurapi, yang membebaskan manusia dari perbudakan dosa). Yesaya menekankan nilai bukti dari penggenapan yang akan datang atas nubuat mengenai kemenangan Koresh yang tak dapat dibendung oleh karena Allah menolong dia.
Ayat 4-5. Kehancuran Babel serta keberhasilan Koresh yang akan terjadi, memperlihatkan bahwa Allahnya Israel, bangsa yang saat itu direndahkan dan dibuang di Babel ini adalah benar-benar Allah Yang Berkuasa, yang menetapkan nasip manusia.
Ayat 6-7. Berhala yang dibuat para kafir adalah alat duniawi yang dirancang untuk memberikan rasa aman, namun hal itu adalah semu belaka. Mereka hanyalah ilah-ilah, bukan Allah yang Mahakuasa.
Untuk lebih jelasnya kita baca perikop selanjutnya, bahwa Yesaya 41 berbicara tentang bangsa Israel. Jelas ada korelasi antara Yesaya 41:1-7 dengan ayat 8 dan seterusnya ini, bahwa nubuat yang disampaikan Allah melalui Nabi Yesaya ini bukan untuk bangsa Arab, atau datangnya penolong dari Arab/ Mekah, tetapi mengenai nasip Israel umat Allah (hamba Allah) yang sedang ditimpa sengsara pada masa pembuangan di Babel. Israel sebagai umat pilihan Yang Mahakuasa adalah alat pemeliharaan utamaNya
Dengan demikian jelas Perikop dalam Yesaya 41:1-7 berkaitan dengan Yesaya 41:8-20, tidak ada ruang untuk memelesetkan penolong yang dijanjikan dan hamba Allah kepada orang lain atau bangsa lain.
41:1 Dengarkanlah Aku dengan berdiam diri, hai pulau-pulau; hendaklah bangsa-bangsa mendapat kekuatan baru! Biarlah mereka datang mendekat, kemudian berbicara; baiklah kita tampil bersama-sama untuk beperkara!
41:2 Siapakah yang menggerakkan dia dari timur, menggerakkan dia yang mendapat kemenangan di setiap langkahnya, yang menaklukkan bangsa-bangsa ke depannya dan menurunkan raja-raja? Pedangnya membuat mereka seperti debu dan panahnya membuat mereka seperti jerami yang tertiup.
41:3 Ia mengejar mereka dan dengan selamat ia melalui jalan yang belum pernah diinjak kakinya.
41:4 Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.
41:5 Pulau-pulau telah melihatnya dan menjadi takut, ujung-ujung bumi pun menjadi gemetar; mereka datang dan makin mendekat.
41:6 Yang seorang menolong yang lain dan berkata kepada temannya: "Kuatkanlah hatimu!"
41:7 Tukang besi menguatkan hati tukang emas, dan orang yang memipihkan logam dengan martil menguatkan hati orang yang menempa di atas landasan; ia berkata tentang patrian: "Itu baik," lalu menguatkannya dengan paku-paku, sehingga tidak goyang.
Saya tidak mengerti bagaimana perikop diatas dikaitkan dengan nubuat tentang nabi Muhammad.
Saya berikan garis besar apa Kitab Yesaya. Pada masa pelayanan Yesaya, kehidupan moral umat Allah begitu merosot, sehingga Allah mengutus Nabi Yesaya untuk menubuatkan hukuman yang akan menimpa mereka (Yesaya 6:11-13). Saat Yesaya menyampaikan nubuatnya itu, Israel telah dibawa dalam pembuangan pada tahun 722 SM, dan Raja Hizkia sendiri hampir saja dihancurkan Asyur jika Tuhan tidak menolong mereka secara ajaib (Yesaya 36:1-37:37). Tetapi karena kedegilannya Yehuda juga akan dibuang ke Babel. Nubuat tentang hal yang masih jauh itu diberikan Yesaya dalam konteks penghiburan kepada mereka yang menderita. Dalam serangkaian nubuat yang luar biasa Yesaya menyampaikan kejatuhan Babel (Yesaya 46:1-47:15) dan keselamatan dari sisa Yehuda. Ia menyebutkan nama Koresh yang akan dipakai sebagai alat Tuhan untuk membawa umat sisa itu kembali ke Yerusalem satu abad sebelum Koresh berkuasa (Yesaya 44:24-45:13). Ia mendorong umat sisa itu untuk kembali dari Babel (Yesaya 48:20-21) dan mendorong mereka memperbarui iman dan kesetiaan kepada Allah ketika kembali ke negeri mereka (Yesaya 56:1-8) dan jangan jatuh kembali ke dalam dosa ketidaksetiaan kepada Tuhan (Yesaya 57:3-13).
Khusus mengenai Yesaya 41:1-7, disini TUHAN yang berkuasa menentukan nasip bangsa-bangsa dan manusia, menyatakan ketetapan Mahakuasa-Nya.
Ayat 1. Pulau-pulau atau negeri-negeri pesisir yang dimaksud disini adalah negeri-negeri di Laut Tengah. Bangsa-bangsa, adalah umat manusia secara umum, yakni bangsa-bangsa sebagai keseluruhan. Berdasarkan akal budi dan hati nurani, Allah berkenan berperkara dengan mereka dalam hal hukum moral yang telah Dia berikan dalam hati mereka melalui anugerah secara umum.
Ayat 2-3. Yang dimaksud, dia dari timur, ialah penakluk Babel pada masa yang akan datang (ayat ini ditulis dengan latar belakang Israel dikuasai oleh Babel), penakhluk Babel yang dimaksud adalah Raja Koresh dari Persia (558-529 sM). Dia datang sebagai hamba yang "diurapi" Allah (lihat Yesaya 45:1). Kisah ini adalah kiasan untuk "Mesias" (Mesias/ Al-Masih bermakna "yang diurapi, yang membebaskan manusia dari perbudakan dosa). Yesaya menekankan nilai bukti dari penggenapan yang akan datang atas nubuat mengenai kemenangan Koresh yang tak dapat dibendung oleh karena Allah menolong dia.
Ayat 4-5. Kehancuran Babel serta keberhasilan Koresh yang akan terjadi, memperlihatkan bahwa Allahnya Israel, bangsa yang saat itu direndahkan dan dibuang di Babel ini adalah benar-benar Allah Yang Berkuasa, yang menetapkan nasip manusia.
Ayat 6-7. Berhala yang dibuat para kafir adalah alat duniawi yang dirancang untuk memberikan rasa aman, namun hal itu adalah semu belaka. Mereka hanyalah ilah-ilah, bukan Allah yang Mahakuasa.
Untuk lebih jelasnya kita baca perikop selanjutnya, bahwa Yesaya 41 berbicara tentang bangsa Israel. Jelas ada korelasi antara Yesaya 41:1-7 dengan ayat 8 dan seterusnya ini, bahwa nubuat yang disampaikan Allah melalui Nabi Yesaya ini bukan untuk bangsa Arab, atau datangnya penolong dari Arab/ Mekah, tetapi mengenai nasip Israel umat Allah (hamba Allah) yang sedang ditimpa sengsara pada masa pembuangan di Babel. Israel sebagai umat pilihan Yang Mahakuasa adalah alat pemeliharaan utamaNya
Dengan demikian jelas Perikop dalam Yesaya 41:1-7 berkaitan dengan Yesaya 41:8-20, tidak ada ruang untuk memelesetkan penolong yang dijanjikan dan hamba Allah kepada orang lain atau bangsa lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar