Bila kita membaca Injil bahasa asli, tidak ada perkataan “nabi yang akan datang” dalam Injil Yohanes 1:21.
Perhatikan terjemahan per kalimat berikut:
Bahasa asli
`Ο προφητες Ho profētes Nabi itu ει ī bukan συ su engkau
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kesalahpahaman dengan mengira Yohanes 1:21 merujuk kepada nabi Muhammad diakibatkan oleh terjemahan yang tidak tepat. Interpretasi yang didasarkan pada terjemahan yang tidak tepat menyebabkan interpretasi yang tidak tepat pula. Andai diterjemahkan secara tepat, dapat diketahui bahwa tidak ada frase “nabi yang akan datang” dalam Yohanes 1:21. Jadi, Yohanes 1:21 tidak merujuk kepada nabi Muhammad. Nampaknya saudara penanya mengalami salah interpretasi dan salah paham akibat melakukan interpretasi dari terjemahan yang kurang tepat.
Lalu kenapa bisa ada frasa “nabi yang akan datang” pada terjemahan Yohanes 1:21? Saya tidak tahu persis apa yang ada dalam pikiran para penerjemah Alkitab TB 1974 kok bisa-bisanya menerjemahkan Ο προφητες ‘Ho profētes’ “Nabi itu” jadi “nabi yang akan datang”. Mungkin juga disebabkan infiltrasi dari pihak kuat dari luar lembaga kepada Lembaga Penerjemah Alkitab pada awal dasawarsa 1970-an, saat penerjemahan Alkitab tersebut sedang disusun.
Dalil “nabi yang akan datang” sudah gugur karena memang tidak ada dasarnya dalam Injil bahasa asli.
Kejeblos – Dikira ada dasarnya, ternyata tidak ada.
Sebagai ganti terjemahan yang keliru itu, kita mengenal terjemahan yang benar, yaitu “nabi itu”. Frasa “nabi itu” merujuk kepada Isa Al-Masih. (Simak posting “Logika nabi dalam Ulangan 18:15-19 (18:18-19) adalah nabi Isa Al-Masih (Yesus Kristus)“)
Simpulan
Perhatikan terjemahan per kalimat berikut:
Και ηρωτησαν αυτον,Bila terjemahan bahasa Indonesia tersebut dikelompokkan sendiri, transliterasi dikelompokkan sendiri, dan ayat Injil dalam bahasa asli dikelompokkan sendiri, maka terjemahan ayat tersebut sebagai berikut:
Key erōtēsan avton,
Lalu mereka (beberapa imam Yahudi dan orang Lewi) bertanya kepada nabi Yahya Pembabtis:
Τι ουν; Συ ‘Ηλιας ει;
Ti ūn; Su Elias ī?
”Kalau begitu, siapakah engkau? Engkau Elia bukan?”
και λεγει, Ουκ ειμι.
key legī, Ūk īmi.
“Bukan!” jawab nabi Yahya
`Ο προφητες ει συ;
Ho profētes ī su?
“Nabi itu bukan engkau?”
και απεκριθη, Ου.
key apekrithē, Ū
“Bukan!” jawab nabi Yahya
(Yohanes 1:21)
Bahasa asli
Και ηρωτησαν αυτον, Τι ουν; Συ ‘Ηλιας ει; και λεγει, Ουκ ειμι. `Ο προφητες ει συ; και απεκριθη, Ου.Transliterasi
Key erōtēsan avton, Ti ūn; Su Elias ī? key legī, Ūk īmi. Ho profētes ī su? key apekrithē, ŪTerjemahan yang tepat
Lalu mereka (beberapa imam Yahudi dan orang Lewi) bertanya kepada nabi Yahya Pembabtis:Kalimat “Engkau nabi yang akan datang?” di terjemahkan dari kalimat `Ο προφητες ει συ; ‘Ho profētes ī su?’. Kalimat tersebut lebih tepat diterjemahkan “Nabi itu bukan engkau?” Berikut analisis berdasarkan fungsi sintaksis:
“Kalau begitu, siapakah engkau? Engkau Elia bukan?”
“Bukan!” jawab nabi Yahya
“Nabi itu bukan engkau?”
“Bukan!” jawab nabi Yahya
Injil Yohanes 1:21
`Ο προφητες Ho profētes Nabi itu ει ī bukan συ su engkau
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kesalahpahaman dengan mengira Yohanes 1:21 merujuk kepada nabi Muhammad diakibatkan oleh terjemahan yang tidak tepat. Interpretasi yang didasarkan pada terjemahan yang tidak tepat menyebabkan interpretasi yang tidak tepat pula. Andai diterjemahkan secara tepat, dapat diketahui bahwa tidak ada frase “nabi yang akan datang” dalam Yohanes 1:21. Jadi, Yohanes 1:21 tidak merujuk kepada nabi Muhammad. Nampaknya saudara penanya mengalami salah interpretasi dan salah paham akibat melakukan interpretasi dari terjemahan yang kurang tepat.
Lalu kenapa bisa ada frasa “nabi yang akan datang” pada terjemahan Yohanes 1:21? Saya tidak tahu persis apa yang ada dalam pikiran para penerjemah Alkitab TB 1974 kok bisa-bisanya menerjemahkan Ο προφητες ‘Ho profētes’ “Nabi itu” jadi “nabi yang akan datang”. Mungkin juga disebabkan infiltrasi dari pihak kuat dari luar lembaga kepada Lembaga Penerjemah Alkitab pada awal dasawarsa 1970-an, saat penerjemahan Alkitab tersebut sedang disusun.
Dalil “nabi yang akan datang” sudah gugur karena memang tidak ada dasarnya dalam Injil bahasa asli.
Kejeblos – Dikira ada dasarnya, ternyata tidak ada.
Sebagai ganti terjemahan yang keliru itu, kita mengenal terjemahan yang benar, yaitu “nabi itu”. Frasa “nabi itu” merujuk kepada Isa Al-Masih. (Simak posting “Logika nabi dalam Ulangan 18:15-19 (18:18-19) adalah nabi Isa Al-Masih (Yesus Kristus)“)
Simpulan
- Terjemahan yang tepat untuk Ο προφητες ‘Ho profētes’ dalam Yohanes 1:21 adalah “Nabi itu”, bukan “Nabi yang akan datang”.
- Ο προφητες ‘Ho profētes’ merujuk kepada aspek manusia Isa Al-Masih, bukan merujuk kepada Nabi Muhammad.
jadi yg dimaksud adalah Nabi isa almasih..
BalasHapus