Ο δε αποκριθεις ειπεν, Ουκ απεσταλην ει μη εις τα προβατα τα απολωλοτα οικου Ισραηλ
Ho de apokrithīs īpen, ūk apestalēn ī mē īs ta probata ta apolōlota oykū Israē l
sebagai jawaban ia mengatakan, "Aku tidak diutus kepada siapapun kecuali kepada domba domba yang hilang dari keturunan israel” (Matius 15:24 KS-TDB)
Sepintas lalu, bila hanya mengutip sepotong ayat saja, Injil Matius 15:24 seolah-olah menyatakan bahwa Yesus hanya diutus kepada bani Israel saja. Tapi, wanita yang permohonannya dikabulkan oleh Yesus adalah wanita berkebangsaan Siria-Fenisia, bukan berkebangsaan Israel. Selain itu, Yesus mengatakan hal tersebut dalam perjalanan misi pengabaran Injil ke luar negeri, tepatnya di kota Tirus yang berada di wilayah Fenisia, di luar wilayah Israel. Mari kita teliti Matius 15:24 beserta co-text dan konteksnya.
Dimanakah Yesus mengatakan ayat tersebut? Apakah di dalam wilayah Israel? Tidak! Yesus mengatakan ayat tersebut bukan di wilayah bani Israel, melainkan di kota Tirus (Injil Markus 7:24).
iapun berangkat dari sana pergi ke wilayah tirus dan sidon. Dan ia masuk ke sebuah rumah dan tidak ingin seorangpun mengetahuinya.Namun ia tidak dapat meluputkan diri dari perhatian orang orang. (Markus 7:24 KS-TDB)
Kota Tirus tidak termasuk wilayah bangsa Israel. Kota ini masuk dalam wilayah bangsa Fenisia.
(Lihat gambar 1)
Bangsa Fenisia adalah nenek moyang masyarakat Libanon. Sekarang Tirus masuk dalam wilayah negara Libanon. Secara biologis, Libanon berkebangsaan Fenesia. Latar tempat Matius 15:24 adalah wilayah bangsa Fenisia, bukan Israel.
Wanita yang permohonannya dikabulkan oleh Yrsus adalah wanita berkebangsaan Siria-Fenisia warga negara Yunani, bukan berkebangsaan Israel.
wanita itu seorang Yunani berkebangsaan SiroFenisia; dan wanita itu terus meminta dia mrngusir hantu itu dari anaknya. (Markus 7:26 KS-TDB)
Ada 3 fakta yang melawan tafsiran Anda, yaitu:
1. Konteks perkataan Yesus dalam Matius 15:24 adalah perjalanan pengabaran Yesus ke luar dari wilayah Israel, yaitu ke Fenisia. 2. Setting tempat dari Matius 15:24 adalah kota Tirus di Fenisia yang merupakan wilayah bangsa Fenisia, bukan wilayah Israel. 3. Wanita yang permohonannya dikabulkan oleh Yesus adalah wanita Siria-Fenisia, bukan wanita Israel.
Ketidakcocokan antara tafsiran Anda dengan tiga poin ini membuktikan bahwa tindakan Anda melepaskan Matius 15:24 menyebabkan tafsiran keliru yang tidak menimbang 3 poin tersebut di atas.
Bagaimana makna ayat Matius 15:24 bila penafsirannya tidak dilepaskan dari konteks dan co-text-nya? Mari kita bahas.
Tuan Yesus sengaja berangkat dari Galilea yang masih wilayah Israel (Matius 14:34), melalui jalan internasional ke arah selatan, lalu belok masuk jalan daerah ke kota Ptolemais, lalu menuju ke kota Tirus lalu kota Sidon (Injil Matius 15:21). Kota Sidon berada di sebelah utara kota Sarfat, sedangkan kota Sarfat di sebelah utara kota Tirus. Kota Sarfat dan kota Sidon juga bukan wilayah Israel, melainkan sudah termasuk wilayah bangsa Fenisia. Dari kota Sidon lalu kembali lagi ke Galilea (Injil Matius 15:29) melalu jalan daerah dan masuk ke Galilea dari arah utara.
(Lihat gambar 2)
Dari Injil Markus 1:38 tersebut dapat diketahui bahwa Tuan Yesus mengunjungi berbagai kota, termasuk kota Tirus dan kota Sidon yang berada di luar daerah Israel, adalah untuk mengabarkan Injil. Artinya, perjalanan Yesus ke luar wilayah Israel adalah perjalanan Pengabaran Injil. Dengan kata lain, Yesus Kristus memberi teladan agar Injil dikabarkan ke luar wilayah Israel.
Di daerah Tirus, Yesus bertemu dengan seorang wanita Kanaan berkebangsaan Siro Fenisia,Yunani, yang berseru-seru dari kejauhan agar Yesus menyembuhkan anaknya yang kerasukan roh jahat (Matius 15:22). Menanggapi teriakan itu, Tuan Yesus diam. Mengapa?
1. Karena wanita itu masih berada jauh dari Yesus. Itulah sebabnya wanita itu berteriak-teriak. Ketika wanita itu sudah berada di dekat Yesus, Yesus terbukti melayani percakapan dengan wanita itu tanpa harus berteriak-teriak. Disini ada teladan mengenai etika bercakap-cakap, yaitu bahwa percakapan tidak dilakukan dengan saling berteriak. 2. Karena Yesus menunggu reaksi dari para murid. Dan benar saja, ketika Yesus diam, para murid pun berbicara dan meminta Yesus mengusir wanita Kanaan itu (Injil Matius 15:23 KS-TDB).
tetapi ia tidak menjawab sepatah kata pun.maka murid muridnya datang dan meminta kepadanya. " Suruhlah dia pergi; karena dia terus berteriak sambil mengikuti kita" (Matius 15:23)
Dari perkataan para murid Yesus dalam Injil Matius 15:23 dapat diketahui bahwa sampai pada saat itu, para murid masih beranggapan bahwa Yesus hanya diutus kepada bani Israel saja dan bukan untuk bangsa Kanaan (bangsa-bangsa lain), sehingga bila ada bangsa lain yang mendekat, dia perlu diusir. Inilah pikiran para murid yang tersirat dalam Injil Matius 15:23. Dari perkataan mereka itu, Yesus lantas menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran para murid dan kesimpulan itu yang digunakan untuk menjawab perkataan para murid:
sebagai jawaban ia mengatakan, "Aku tidak diutus kepada siapapun kecuali kepada domba domba yang hilang dari keturunan israel” (Matius 15:24 KS-TDB)
Jawaban Yesus terhadap perkataan para murid itu membuat para murid terdiam dan tidak berani mengusir si wanita Kanaan ketika wanita tersebut mendekat kepada Yesus. Jangankan mengusir, berkomentar pun tidak. Para murid yang semula cuap-cuap jadi terdiam seribu bahasa.
Menimbang reaksi para murid setelah mendengar respon Yesus terhadap permintaan mereka (ayat 23, 24), dapat dibayangkan, nada bicara Yesus saat merespon permintaan para murid itu adalah nada bicara yang seketika dapat membuat para murid terdiam.
Nada bicara yang bagaimana yang bisa membuat para murid terdiam ketika Sang Guru menjawab perkataan para murid dengan jawaban berupa kesimpulan terhadap perkataan para murid itu? Nada menyindir dan sekaligus menegur. Sebelum peristiwa ini, Yesus telah bercakap-cakap dan menolong bangsa non-Israil (Injil Matius 8:5-13; Lukas 7:1-10; Yohanes 4:46-53; dsb), namun para murid masih juga beranggapan Yesus hanya diutus bagi bangsa Israel. Bahkan perjalanan dakwah Injil ke bangsa non-Israel dan kedatangan bangsa Arab yang mengunjugi dan sujud kepada Raja Isa sewaktu kanak-kanak juga belum mengubah anggapan mereka.
Yesus tidak mengabulkan permintaan para murid, buktinya, Yesus tidak mengusir wanita Kanaan itu. Yesus justru bercakap-cakap dengan wanita itu dan menguji imannya (Injil Matius 15:26-27; Markus 7:27-28) dan sempat pula memuji besar iman wanita itu (Matius 15:28c “…wahai Ibu, besar imanmu….”) sebelum akhirnya mengabulkan permohonan wanita Kanaan itu (Injil Matius 15:28d; Markus 7:29). Permintaan para murid ditolak, bahkan disindir dan ditegur secara halus. Perbuatan Yesus terhadap bangsa non-Israel tersebut tidak bertentangan dengan perkataan Yesus dalam Injil Matius 15:24, karena perkataan Yesus Kristus dalam Injil Matius 15:24 adalah kesimpulan Tuan Yesus kristus terhadap perkataan para murid dalam Injil Matius 15:23 dan digunakan untuk sindiran sekaligus teguran terhadap anggapan para murid. Andai tidak demikian , maka perkataan Yesus dalam Injil Matius 15:24 tentulah berlawanan dengan perbuatan Yesus pada ayat-ayat berikutnya yang menunjukkan bagaimana Yesus justru bercakap-cakap dengan wanita itu dan menguji imannya (Injil Matius 15:26-27; Markus 7:27-28) dan sempat pula memuji besar iman wanita itu (Injil Matius 15:28c “…hai Ibu, besar imanmu….”) sebelum akhirnya mengabulkan permohonan wanita Kanaan itu (Injil Matius 15:28d; Markus 7:29).
Simpulan
1. Pujian Tuan Yesus kristus terhadap iman wanita berkebangsaan Siria-Fenisia (Matius 15:28c “…wahai Ibu, besar imanmu….”) membuktikan bahwa Isa bukan hanya bagi bani Israel, melainkan juga bagi bangsa non-Israel. 2. Yesus mengabulkan permohonan wanita non-Israel dan menyembuhkan anak wanita itu menunjukkan Yesus bukan hanya bagi bani Israel. 3. Perjalanan Pengabaran ke luar negeri ke wilayah non-Israel menunjukkan Tuan Yesus bukan hanya bagi bani Israel. 4. Matius 15:24 adalah sindiran/sepetan Tuan Yesus Kristus terhadap anggapan yang diderita oleh pengikut Kristus yang pada saat itu belum paham bahwa Tuan Yesus bukan hanya bagi bani Israel, tapi juga bagi bangsa-bangsa non-Israel.
Kata kunci: wanita Siria-Fenisia (Siro-Fenisia), Matius 15:24 sindiran/ sepetan, pujian Tuan Yesus kepada iman bangsa non-Israel


Ho de apokrithīs īpen, ūk apestalēn ī mē īs ta probata ta apolōlota oykū Israē l
sebagai jawaban ia mengatakan, "Aku tidak diutus kepada siapapun kecuali kepada domba domba yang hilang dari keturunan israel” (Matius 15:24 KS-TDB)
Sepintas lalu, bila hanya mengutip sepotong ayat saja, Injil Matius 15:24 seolah-olah menyatakan bahwa Yesus hanya diutus kepada bani Israel saja. Tapi, wanita yang permohonannya dikabulkan oleh Yesus adalah wanita berkebangsaan Siria-Fenisia, bukan berkebangsaan Israel. Selain itu, Yesus mengatakan hal tersebut dalam perjalanan misi pengabaran Injil ke luar negeri, tepatnya di kota Tirus yang berada di wilayah Fenisia, di luar wilayah Israel. Mari kita teliti Matius 15:24 beserta co-text dan konteksnya.
Dimanakah Yesus mengatakan ayat tersebut? Apakah di dalam wilayah Israel? Tidak! Yesus mengatakan ayat tersebut bukan di wilayah bani Israel, melainkan di kota Tirus (Injil Markus 7:24).
iapun berangkat dari sana pergi ke wilayah tirus dan sidon. Dan ia masuk ke sebuah rumah dan tidak ingin seorangpun mengetahuinya.Namun ia tidak dapat meluputkan diri dari perhatian orang orang. (Markus 7:24 KS-TDB)
Kota Tirus tidak termasuk wilayah bangsa Israel. Kota ini masuk dalam wilayah bangsa Fenisia.
(Lihat gambar 1)
Bangsa Fenisia adalah nenek moyang masyarakat Libanon. Sekarang Tirus masuk dalam wilayah negara Libanon. Secara biologis, Libanon berkebangsaan Fenesia. Latar tempat Matius 15:24 adalah wilayah bangsa Fenisia, bukan Israel.
Wanita yang permohonannya dikabulkan oleh Yrsus adalah wanita berkebangsaan Siria-Fenisia warga negara Yunani, bukan berkebangsaan Israel.
wanita itu seorang Yunani berkebangsaan SiroFenisia; dan wanita itu terus meminta dia mrngusir hantu itu dari anaknya. (Markus 7:26 KS-TDB)
Ada 3 fakta yang melawan tafsiran Anda, yaitu:
1. Konteks perkataan Yesus dalam Matius 15:24 adalah perjalanan pengabaran Yesus ke luar dari wilayah Israel, yaitu ke Fenisia. 2. Setting tempat dari Matius 15:24 adalah kota Tirus di Fenisia yang merupakan wilayah bangsa Fenisia, bukan wilayah Israel. 3. Wanita yang permohonannya dikabulkan oleh Yesus adalah wanita Siria-Fenisia, bukan wanita Israel.
Ketidakcocokan antara tafsiran Anda dengan tiga poin ini membuktikan bahwa tindakan Anda melepaskan Matius 15:24 menyebabkan tafsiran keliru yang tidak menimbang 3 poin tersebut di atas.
Bagaimana makna ayat Matius 15:24 bila penafsirannya tidak dilepaskan dari konteks dan co-text-nya? Mari kita bahas.
Tuan Yesus sengaja berangkat dari Galilea yang masih wilayah Israel (Matius 14:34), melalui jalan internasional ke arah selatan, lalu belok masuk jalan daerah ke kota Ptolemais, lalu menuju ke kota Tirus lalu kota Sidon (Injil Matius 15:21). Kota Sidon berada di sebelah utara kota Sarfat, sedangkan kota Sarfat di sebelah utara kota Tirus. Kota Sarfat dan kota Sidon juga bukan wilayah Israel, melainkan sudah termasuk wilayah bangsa Fenisia. Dari kota Sidon lalu kembali lagi ke Galilea (Injil Matius 15:29) melalu jalan daerah dan masuk ke Galilea dari arah utara.
(Lihat gambar 2)
Dari Injil Markus 1:38 tersebut dapat diketahui bahwa Tuan Yesus mengunjungi berbagai kota, termasuk kota Tirus dan kota Sidon yang berada di luar daerah Israel, adalah untuk mengabarkan Injil. Artinya, perjalanan Yesus ke luar wilayah Israel adalah perjalanan Pengabaran Injil. Dengan kata lain, Yesus Kristus memberi teladan agar Injil dikabarkan ke luar wilayah Israel.
Di daerah Tirus, Yesus bertemu dengan seorang wanita Kanaan berkebangsaan Siro Fenisia,Yunani, yang berseru-seru dari kejauhan agar Yesus menyembuhkan anaknya yang kerasukan roh jahat (Matius 15:22). Menanggapi teriakan itu, Tuan Yesus diam. Mengapa?
1. Karena wanita itu masih berada jauh dari Yesus. Itulah sebabnya wanita itu berteriak-teriak. Ketika wanita itu sudah berada di dekat Yesus, Yesus terbukti melayani percakapan dengan wanita itu tanpa harus berteriak-teriak. Disini ada teladan mengenai etika bercakap-cakap, yaitu bahwa percakapan tidak dilakukan dengan saling berteriak. 2. Karena Yesus menunggu reaksi dari para murid. Dan benar saja, ketika Yesus diam, para murid pun berbicara dan meminta Yesus mengusir wanita Kanaan itu (Injil Matius 15:23 KS-TDB).
tetapi ia tidak menjawab sepatah kata pun.maka murid muridnya datang dan meminta kepadanya. " Suruhlah dia pergi; karena dia terus berteriak sambil mengikuti kita" (Matius 15:23)
Dari perkataan para murid Yesus dalam Injil Matius 15:23 dapat diketahui bahwa sampai pada saat itu, para murid masih beranggapan bahwa Yesus hanya diutus kepada bani Israel saja dan bukan untuk bangsa Kanaan (bangsa-bangsa lain), sehingga bila ada bangsa lain yang mendekat, dia perlu diusir. Inilah pikiran para murid yang tersirat dalam Injil Matius 15:23. Dari perkataan mereka itu, Yesus lantas menyimpulkan apa yang ada dalam pikiran para murid dan kesimpulan itu yang digunakan untuk menjawab perkataan para murid:
sebagai jawaban ia mengatakan, "Aku tidak diutus kepada siapapun kecuali kepada domba domba yang hilang dari keturunan israel” (Matius 15:24 KS-TDB)
Jawaban Yesus terhadap perkataan para murid itu membuat para murid terdiam dan tidak berani mengusir si wanita Kanaan ketika wanita tersebut mendekat kepada Yesus. Jangankan mengusir, berkomentar pun tidak. Para murid yang semula cuap-cuap jadi terdiam seribu bahasa.
Menimbang reaksi para murid setelah mendengar respon Yesus terhadap permintaan mereka (ayat 23, 24), dapat dibayangkan, nada bicara Yesus saat merespon permintaan para murid itu adalah nada bicara yang seketika dapat membuat para murid terdiam.
Nada bicara yang bagaimana yang bisa membuat para murid terdiam ketika Sang Guru menjawab perkataan para murid dengan jawaban berupa kesimpulan terhadap perkataan para murid itu? Nada menyindir dan sekaligus menegur. Sebelum peristiwa ini, Yesus telah bercakap-cakap dan menolong bangsa non-Israil (Injil Matius 8:5-13; Lukas 7:1-10; Yohanes 4:46-53; dsb), namun para murid masih juga beranggapan Yesus hanya diutus bagi bangsa Israel. Bahkan perjalanan dakwah Injil ke bangsa non-Israel dan kedatangan bangsa Arab yang mengunjugi dan sujud kepada Raja Isa sewaktu kanak-kanak juga belum mengubah anggapan mereka.
Yesus tidak mengabulkan permintaan para murid, buktinya, Yesus tidak mengusir wanita Kanaan itu. Yesus justru bercakap-cakap dengan wanita itu dan menguji imannya (Injil Matius 15:26-27; Markus 7:27-28) dan sempat pula memuji besar iman wanita itu (Matius 15:28c “…wahai Ibu, besar imanmu….”) sebelum akhirnya mengabulkan permohonan wanita Kanaan itu (Injil Matius 15:28d; Markus 7:29). Permintaan para murid ditolak, bahkan disindir dan ditegur secara halus. Perbuatan Yesus terhadap bangsa non-Israel tersebut tidak bertentangan dengan perkataan Yesus dalam Injil Matius 15:24, karena perkataan Yesus Kristus dalam Injil Matius 15:24 adalah kesimpulan Tuan Yesus kristus terhadap perkataan para murid dalam Injil Matius 15:23 dan digunakan untuk sindiran sekaligus teguran terhadap anggapan para murid. Andai tidak demikian , maka perkataan Yesus dalam Injil Matius 15:24 tentulah berlawanan dengan perbuatan Yesus pada ayat-ayat berikutnya yang menunjukkan bagaimana Yesus justru bercakap-cakap dengan wanita itu dan menguji imannya (Injil Matius 15:26-27; Markus 7:27-28) dan sempat pula memuji besar iman wanita itu (Injil Matius 15:28c “…hai Ibu, besar imanmu….”) sebelum akhirnya mengabulkan permohonan wanita Kanaan itu (Injil Matius 15:28d; Markus 7:29).
Simpulan
1. Pujian Tuan Yesus kristus terhadap iman wanita berkebangsaan Siria-Fenisia (Matius 15:28c “…wahai Ibu, besar imanmu….”) membuktikan bahwa Isa bukan hanya bagi bani Israel, melainkan juga bagi bangsa non-Israel. 2. Yesus mengabulkan permohonan wanita non-Israel dan menyembuhkan anak wanita itu menunjukkan Yesus bukan hanya bagi bani Israel. 3. Perjalanan Pengabaran ke luar negeri ke wilayah non-Israel menunjukkan Tuan Yesus bukan hanya bagi bani Israel. 4. Matius 15:24 adalah sindiran/sepetan Tuan Yesus Kristus terhadap anggapan yang diderita oleh pengikut Kristus yang pada saat itu belum paham bahwa Tuan Yesus bukan hanya bagi bani Israel, tapi juga bagi bangsa-bangsa non-Israel.
Kata kunci: wanita Siria-Fenisia (Siro-Fenisia), Matius 15:24 sindiran/ sepetan, pujian Tuan Yesus kepada iman bangsa non-Israel

Peta Jala Kuno

Label Kota Tirus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar