Sabtu, 09 November 2013

Samuel Kedua : 4 Daud berzina dengan seorang istri rakyatnya

JAWAB :



* 2 Samuel 11:4
LAI TB, Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.
KJV, And David sent messengers, and took her; and she came in unto him, and he lay with her; for she was purified from her uncleanness: and she returned unto her house.
Hebrew,
וַיִּשְׁלַח דָּוִד מַלְאָכִים וַיִּקָּחֶהָ וַתָּבֹוא אֵלָיו וַיִּשְׁכַּב עִמָּהּ וְהִיא מִתְקַדֶּשֶׁת מִטֻּמְאָתָהּ וַתָּשָׁב אֶל־בֵּיתָהּ׃
Translit Interlinear, "VAYISYLAKH {dan menyuruh} DÂVID {Daud} MAL'ÂKHÏM {utusan-utusan} VAYIQÂKHEHÂ {dan mengambilnya} VATÂVO' {dan ia datang} 'ÊLÂV {kepadanya} VAYISYKAV {dan ia berbaring} 'IMÂH {dengannya} VEHÏ' {dan menjadi} MITQADESYET {membersihkan diri} MITUM'ÂTÂH {dari kenajisannya} VATÂSYÂV {dan kembali} 'EL-BÊYTÂH {ke rumahnya}"


Alkitab tidak menutup-nutupi kesalahan seseorang, biarpun ia seorang nabi sekalipun.

Meskipun kisah Daud tidak ditulis lengkap di dalam Al~Qur'an, namun kisah di atas diceritakan oleh penulis Islam dengan beragam versi. Bandingkan tulisan dalam buku "Menyingkap Kisah 25 Nabi/Rasul lewat Al`Qur'an" oleh Maftuh Ahnan berikut ini:

"Pada masa nabi Daud diutus, seorang laki-laki tidak dibatasi dalam memiliki istri, orang laki-laki satu boleh mempunyai istri dua, tiga, empat, dan seterusnya. Tidak ada larangan dalam syari'at kitab Zabur. Nabi Daud sendiri mempunyai istri sembilan puluh sembilan jumlahnya. Pada suatu ketika Daud diliputi kelupaan/kelalaian. Ada salah seorang yang mempunyai istri cuma satu, oleh nabi Daud istri orang tersebut mau dimintanya. Suami dari istri tadi berkata kepada nabi Daud: Bagaimana kamu ini, istriku hanya satu, kamu minta sekali, padahal istrimu sudah sembilan puluh sembilan? Nabi Daud menjawab: Untuk menggenapi sehingga menjadi seratus jumlahnya."

Dalam tulisan lain "Buku Pintar Agama Islam" diceritakan bahwa Nabi Daud tertarik kepada Sabid binti Sya'ik -- entah berasal dari mana nama ini -- istri Orie bin Hannan. Raja Daud pun segera menikahinya, sebab sucah cukup lama Orie bin Hannan tidak terdengar kabar beritanya. Apakah masih hidup atau sudah mati. Sesungguhnya Orie bin Hannan masih hidup. Hal ini diketahui dari kedatangan malaikat yang menyamar sebagai manusia dan menebur nabi Daud, bahwa ia telah merebut istri orang.

Dua tulisan dengan dua versi berbeda. Apakah tulisan penulis Muslim di atas tidak menyatakan bahwa Daud berzina? Bandingkan ayat Al~qur'an di bawah ini:


* Q.S. 38:23, "Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata: 'Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan'. Daud berkata: 'Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini'. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat."


Dosa apakah yang diperbuat oleh Daud sehingga ia meminta ampun kepada Tuhan. Bandingkan pula ayat Al~Qur'an di atas dengan ayat Alkitab di bawah ini:


* 2 Samuel 12:1-7
12:1 TUHAN mengutus Natan kepada Daud. Ia datang kepada Daud dan berkata kepadanya: "Ada dua orang dalam suatu kota: yang seorang kaya, yang
lain miskin. 2 Si kaya mempunyai sangat banyak kambing domba dan lembu sapi;
12:3 si miskin tidak mempunyai apa-apa, selain dari seekor anak domba betina yang kecil, yang dibeli dan dipeliharanya. Anak domba itu menjadi besar padanya bersama-sama dengan anak-anaknya, makan dari suapnya dan minum dari pialanya dan tidur di pangkuannya, seperti seorang anak perempuan baginya.
12:4 Pada suatu waktu orang kaya itu mendapat tamu; dan ia merasa sayang mengambil seekor dari kambing dombanya atau lembunya untuk memasaknya bagi pengembara yang datang kepadanya itu. Jadi ia mengambil anak domba betina kepunyaan si miskin itu, dan memasaknya bagi orang yang datang kepadanya itu."
12:5 Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: "Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.
12:6 Dan anak domba betina itu harus dibayar gantinya empat kali lipat, karena ia telah melakukan hal itu dan oleh karena ia tidak kenal belas kasihan."
12:7 Kemudian berkatalah Natan kepada Daud: "Engkaulah orang itu! Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Akulah yang mengurapi engkau menjadi raja atas Israel dan Akulah yang melepaskan engkau dari tangan Saul.


Kisah yang ditulis dalam 2 Samuel 11:1-24:25 mencatat kegagalan rohani yang serius dari Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya.

Kisah dosa-dosa dan aneka tragedi yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang percaya Perjanjian Baru, bukan hanya untuk bangsa Israel. Mengenai aneka peristiwa yang mirip pada masa keluaran, Roh Kudus melalui Paulus menekankan, "Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba"; oleh karena itu kita harus berhati-hati supaya tidak menginginkan hal-hal jahat, bertindak mesum, dan mencobai Tuhan.

Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana jauhnya seorang dapat jatuh apabila dia berbalik dari Allah dan pimpinan Roh Kudus. Ketika Allah mula-mula memanggilnya untuk menjadi raja, Daud menjadi orang yang berkenan di hati Allah; akan tetapi dengan membunuh Uria dan mengambil istrinya, Daud telah menghina Allah dan firman-Nya.

Sekalipun Daud bertobat dari dosa-dosanya dan menerima pengampunan Allah, Allah tidak meniadakan akibat dosanya. Demikian pula, seorang percaya mungkin melakukan dosa-dosa yang hebat, dan kemudian melalui dukacita menurut kehendak Allah dan pertobatan yang sungguh-sungguh menerima kasih karunia dan pengampunan Allah. Sekalipun demikian, pulihnya hubungan seorang dengan Allah tidaklah berarti bahwa orang itu akan lolos dari hukuman jasmani atau dibebaskan dari dampak-dampak dosa tertentu.

Allah tidak memaafkan dan mengampuni dosa-dosa Daud dengan alasan bahwa Daud itu manusia biasa, bahwa dosa-dosanya hanyalah sekedar kelemahan atau kegagalan manusiawi, atau bahwa dapatlah dimaklumi sebagai raja ia bisa mengambil jalan kejahatan dan kekejaman. Peristiwa-peristiwa yang tercatat menunjukkan bahwa Daud tidak perlu melakukan semuanya itu. Bahkan dengan penebusan perjanjian yang lama yang belum sempurna, orang seperti nabi Samuel menunjukkan suatu kesetiaan dan iman yang tekun kepada Allah dengan kasih karunia yang tersedia bagi mereka.

Penulis kitab ini dengan jelas menyalahkan dan bukan memaafkan semua pelanggaran besar Daud.

Reaksi yang benar terhadap dosa ialah bertobat dengan sungguh-sungguh, menghampiri Allah untuk menerima pengampunan, kasih karunia, dan kemurahan-Nya, serta bersedia menerima hukuman Allah tanpa dendam atau pemberontakan. Daud menyadari dan mengakui dosa-dosanya yang hebat, mengarahkan kembali hatinya kepada Allah dan menerima teguran Allah dengan kerendahan hati.




Sumber : Yohanes/ Biblika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar