JAWAB :
* Yesaya 42:13
TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertem-pik sorak, ya, Ia me-mekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya. (Puji-pujian tentang penyelamatan/ Syair)
* Keluaran 24:10-11
24:10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.
24:11 Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum. (bahasa kias/ alegoris)
* Yeremia 15:6
Engkau sendiri telah menolak Aku, demikianlah firman TUHAN, telah pergi meninggalkan Aku. Maka Aku mengacungkan tangan-Ku dan membinasakan engkau; Aku sudah jemu untuk merasa sesal (Kedasyatan yang ditimbulkan oleh perang/ Siapakah yang menaruh belas kasihan terhadap Yerusalem?, Jenis Ratapan/ Syair/ Nubuat)
* Zhakaria 10:8
Aku akan bersiul memanggil mereka dan Aku akan mengumpulkan mereka, sebab Aku sudah membebaskan mereka, dan jumlah mereka menjadi banyak seperti dahulu. (Syair)
* Yesaya 7:18
Pada hari itu akan terjadi: TUHAN bersuit memanggil lalat yang ada di ujung anak-anak sungai Nil, dan memanggil lebah yang ada di tanah Asyur. (Pemberitaan mengenai Imanuel/ Nubuat)
* Yesaya 5:26
Ia akan melambaikan panji-panji kepada bangsa yang dari jauh, dan akan bersuit memanggil mereka dari ujung bumi; sesungguhnya mereka akan datang dengan segera, dengan cepat! (Nubuat)
* Yeremia 25:30
Dan engkau ini, nubuatkanlah segala firman ini kepada mereka. Katakanlah kepada mereka: TUHAN akan menengking dari tempat tinggi dan memperdengarkan suara-Nya dari tempat pernaungan-Nya yang kudus; Ia akan mengaum hebat terhadap tempat penggembalaan-Nya, suatu pekik, seperti yang dipekikkan pengirik-pengirik buah anggur, terhadap segenap penduduk bumi. (Piala amarah TUHAN atas bangsa-bangsa/ Nubuat)
Dalam penjelasan sebelumnya kita kenal ada istilah "anthropomorfisme". Dimana Allah digambarkan dengan sisi manusiawi untuk mengibaratkan hal-hal yang terjadi. Dan semua kata dalam ayat-ayat diatas tidak bermakna harfiah -- melainkan -- bermakna alegoris, makna figuratif, metafora, ibarat dan typology. Kita akan menemukan banyak sekali bahasa kias/ alegoris dalam Alkitab.
Pribadi Allah tidak dapat dikenal oleh manusia karena Dia sama sekali berbeda dengan manusia. Tetapi Allah berkenan untuk menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Gambar dan rupa yang diciptakan-Nya inilah yang dipakai Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia.
Dalam Alkitab Allah dikatakan mempunyai mata, telinga, mulut, tangan, bahkan Alkitab-pun menulis "wajah" Allah. Alkitab menulis pula sikap emosional Allah secara anthropomorf, misalnya Allah bersorak-sorak, dan bergirang, jemu, menyesal, dan seterusnya. Dengan demikian manusia dapat menangkap pernyataan Allah. Dengan sendirinya pula harus diingat bahwa ini semua dalam bentuk manusia dan "tidak tepat dengan keadaan Allah yang sebenarnya".
'anthropomorf' inilah yang memungkinkan kita manusia mengenal Pribadi Allah secara [u]pribadi[/u[ dimana pribadi Allah sebenarnya secara tepat tidak akan kita mengerti.
Bahasa kias secara umum juga kita kenal dalam Qur'an, bahwa tidak semua kata itu mermakna harfiah. Jika Al~Qur'an menulis tentang "memakan harta", bukan berarti harta seperti emas, perak, dan lain-lain itu ditelan.
Maka jika ada ayat yang menulis "Tuhan mengaum" tidak berarti Tuhan jadi macan dulu dan mengaum, bukan! Alkitab seringkali menuliskan sebuah pengajaran tidak dengan "letterlig", banyak sekali figuratif-figuratif didalamnya. Jadi tidak selalu dimaksudkan seperti apa adanya menurut arti lahiriah.
Kitab-kitab seperti Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung adalah contoh-contoh kitab yang isinya berbentuk Puisi (poetical) mengungkapkan pergumulan batin manusia dengan Tuhannya yang diutarakan dalam bahasa sastra yang indah. Demikian juga Kitab Yesaya dan Kitab Yeremia banyak menjabarkan kejahatan manusia menyembah illah-illah lain diibaratkan sebagai "perzinahan" yang bersifat rohani, Alkitab menulis "Allah adalah pencemburu" (Ulangan 5:9, Nahum1:1-3 dan ada banyak lagi ayat-ayat sejenis).
Alkitab bisa disebut karya sastra bila nilai nilai kesusasteraannya dipandang ada. Dan kitapun pun bisa memandangnya sebagai buku manual kehidupan spiritual kija kita ini Pengikut Kristus. Namun seseorang bisa juga memandangnya sebagai Dongeng atau fabel bila seseorang itu tidak yakin isinya.
Apabila memang Tuhan benar-benar bersiul (bukan figuratif tetapi kenyataan), apa salahnya? Apakah kehendak Tuhan dapat dibatasi oleh kita? Sehingga penuduh berpendapat "tidak pantas" Allah bersiul. Atau mustinya Tuhan itu "gengsi" untuk bersiul?
Manusia yang paling pintar-pun tidak akan memahami hakikat Tuhan.
Raja Daud menuliskan sebuah doa dihadapan Allah yang Maha Tahu (Mazmur 139), mengungkapkan dengan segala kerendahan hati dihadapan Tuhan yang kuasaNya tidak akan mampu diselami oleh manusia. Dengan bahasa poetical sekali, saya yakin ketika anda membaca ayat ini akan mengerti walaupun banyak memakai istilah yang bermakna alegoris.
JAWAB :
* Yesaya 42:13
TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertem-pik sorak, ya, Ia me-mekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya. (Puji-pujian tentang penyelamatan/ Syair)
* Keluaran 24:10-11
24:10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.
24:11 Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum. (bahasa kias/ alegoris)
* Yeremia 15:6
Engkau sendiri telah menolak Aku, demikianlah firman TUHAN, telah pergi meninggalkan Aku. Maka Aku mengacungkan tangan-Ku dan membinasakan engkau; Aku sudah jemu untuk merasa sesal (Kedasyatan yang ditimbulkan oleh perang/ Siapakah yang menaruh belas kasihan terhadap Yerusalem?, Jenis Ratapan/ Syair/ Nubuat)
* Zhakaria 10:8
Aku akan bersiul memanggil mereka dan Aku akan mengumpulkan mereka, sebab Aku sudah membebaskan mereka, dan jumlah mereka menjadi banyak seperti dahulu. (Syair)
* Yesaya 7:18
Pada hari itu akan terjadi: TUHAN bersuit memanggil lalat yang ada di ujung anak-anak sungai Nil, dan memanggil lebah yang ada di tanah Asyur. (Pemberitaan mengenai Imanuel/ Nubuat)
* Yesaya 5:26
Ia akan melambaikan panji-panji kepada bangsa yang dari jauh, dan akan bersuit memanggil mereka dari ujung bumi; sesungguhnya mereka akan datang dengan segera, dengan cepat! (Nubuat)
* Yeremia 25:30
Dan engkau ini, nubuatkanlah segala firman ini kepada mereka. Katakanlah kepada mereka: TUHAN akan menengking dari tempat tinggi dan memperdengarkan suara-Nya dari tempat pernaungan-Nya yang kudus; Ia akan mengaum hebat terhadap tempat penggembalaan-Nya, suatu pekik, seperti yang dipekikkan pengirik-pengirik buah anggur, terhadap segenap penduduk bumi. (Piala amarah TUHAN atas bangsa-bangsa/ Nubuat)
Dalam penjelasan sebelumnya kita kenal ada istilah "anthropomorfisme". Dimana Allah digambarkan dengan sisi manusiawi untuk mengibaratkan hal-hal yang terjadi. Dan semua kata dalam ayat-ayat diatas tidak bermakna harfiah -- melainkan -- bermakna alegoris, makna figuratif, metafora, ibarat dan typology. Kita akan menemukan banyak sekali bahasa kias/ alegoris dalam Alkitab.
Pribadi Allah tidak dapat dikenal oleh manusia karena Dia sama sekali berbeda dengan manusia. Tetapi Allah berkenan untuk menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Gambar dan rupa yang diciptakan-Nya inilah yang dipakai Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia.
Dalam Alkitab Allah dikatakan mempunyai mata, telinga, mulut, tangan, bahkan Alkitab-pun menulis "wajah" Allah. Alkitab menulis pula sikap emosional Allah secara anthropomorf, misalnya Allah bersorak-sorak, dan bergirang, jemu, menyesal, dan seterusnya. Dengan demikian manusia dapat menangkap pernyataan Allah. Dengan sendirinya pula harus diingat bahwa ini semua dalam bentuk manusia dan "tidak tepat dengan keadaan Allah yang sebenarnya".
'anthropomorf' inilah yang memungkinkan kita manusia mengenal Pribadi Allah secara [u]pribadi[/u[ dimana pribadi Allah sebenarnya secara tepat tidak akan kita mengerti.
Bahasa kias secara umum juga kita kenal dalam Qur'an, bahwa tidak semua kata itu mermakna harfiah. Jika Al~Qur'an menulis tentang "memakan harta", bukan berarti harta seperti emas, perak, dan lain-lain itu ditelan.
Maka jika ada ayat yang menulis "Tuhan mengaum" tidak berarti Tuhan jadi macan dulu dan mengaum, bukan! Alkitab seringkali menuliskan sebuah pengajaran tidak dengan "letterlig", banyak sekali figuratif-figuratif didalamnya. Jadi tidak selalu dimaksudkan seperti apa adanya menurut arti lahiriah.
Kitab-kitab seperti Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung adalah contoh-contoh kitab yang isinya berbentuk Puisi (poetical) mengungkapkan pergumulan batin manusia dengan Tuhannya yang diutarakan dalam bahasa sastra yang indah. Demikian juga Kitab Yesaya dan Kitab Yeremia banyak menjabarkan kejahatan manusia menyembah illah-illah lain diibaratkan sebagai "perzinahan" yang bersifat rohani, Alkitab menulis "Allah adalah pencemburu" (Ulangan 5:9, Nahum1:1-3 dan ada banyak lagi ayat-ayat sejenis).
Alkitab bisa disebut karya sastra bila nilai nilai kesusasteraannya dipandang ada. Dan kitapun pun bisa memandangnya sebagai buku manual kehidupan spiritual kija kita ini Pengikut Kristus. Namun seseorang bisa juga memandangnya sebagai Dongeng atau fabel bila seseorang itu tidak yakin isinya.
Apabila memang Tuhan benar-benar bersiul (bukan figuratif tetapi kenyataan), apa salahnya? Apakah kehendak Tuhan dapat dibatasi oleh kita? Sehingga penuduh berpendapat "tidak pantas" Allah bersiul. Atau mustinya Tuhan itu "gengsi" untuk bersiul?
Manusia yang paling pintar-pun tidak akan memahami hakikat Tuhan.
Raja Daud menuliskan sebuah doa dihadapan Allah yang Maha Tahu (Mazmur 139), mengungkapkan dengan segala kerendahan hati dihadapan Tuhan yang kuasaNya tidak akan mampu diselami oleh manusia. Dengan bahasa poetical sekali, saya yakin ketika anda membaca ayat ini akan mengerti walaupun banyak memakai istilah yang bermakna alegoris.
* Yesaya 42:13
TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertem-pik sorak, ya, Ia me-mekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya. (Puji-pujian tentang penyelamatan/ Syair)
* Keluaran 24:10-11
24:10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.
24:11 Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum. (bahasa kias/ alegoris)
* Yeremia 15:6
Engkau sendiri telah menolak Aku, demikianlah firman TUHAN, telah pergi meninggalkan Aku. Maka Aku mengacungkan tangan-Ku dan membinasakan engkau; Aku sudah jemu untuk merasa sesal (Kedasyatan yang ditimbulkan oleh perang/ Siapakah yang menaruh belas kasihan terhadap Yerusalem?, Jenis Ratapan/ Syair/ Nubuat)
* Zhakaria 10:8
Aku akan bersiul memanggil mereka dan Aku akan mengumpulkan mereka, sebab Aku sudah membebaskan mereka, dan jumlah mereka menjadi banyak seperti dahulu. (Syair)
* Yesaya 7:18
Pada hari itu akan terjadi: TUHAN bersuit memanggil lalat yang ada di ujung anak-anak sungai Nil, dan memanggil lebah yang ada di tanah Asyur. (Pemberitaan mengenai Imanuel/ Nubuat)
* Yesaya 5:26
Ia akan melambaikan panji-panji kepada bangsa yang dari jauh, dan akan bersuit memanggil mereka dari ujung bumi; sesungguhnya mereka akan datang dengan segera, dengan cepat! (Nubuat)
* Yeremia 25:30
Dan engkau ini, nubuatkanlah segala firman ini kepada mereka. Katakanlah kepada mereka: TUHAN akan menengking dari tempat tinggi dan memperdengarkan suara-Nya dari tempat pernaungan-Nya yang kudus; Ia akan mengaum hebat terhadap tempat penggembalaan-Nya, suatu pekik, seperti yang dipekikkan pengirik-pengirik buah anggur, terhadap segenap penduduk bumi. (Piala amarah TUHAN atas bangsa-bangsa/ Nubuat)
Dalam penjelasan sebelumnya kita kenal ada istilah "anthropomorfisme". Dimana Allah digambarkan dengan sisi manusiawi untuk mengibaratkan hal-hal yang terjadi. Dan semua kata dalam ayat-ayat diatas tidak bermakna harfiah -- melainkan -- bermakna alegoris, makna figuratif, metafora, ibarat dan typology. Kita akan menemukan banyak sekali bahasa kias/ alegoris dalam Alkitab.
Pribadi Allah tidak dapat dikenal oleh manusia karena Dia sama sekali berbeda dengan manusia. Tetapi Allah berkenan untuk menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Gambar dan rupa yang diciptakan-Nya inilah yang dipakai Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia.
Dalam Alkitab Allah dikatakan mempunyai mata, telinga, mulut, tangan, bahkan Alkitab-pun menulis "wajah" Allah. Alkitab menulis pula sikap emosional Allah secara anthropomorf, misalnya Allah bersorak-sorak, dan bergirang, jemu, menyesal, dan seterusnya. Dengan demikian manusia dapat menangkap pernyataan Allah. Dengan sendirinya pula harus diingat bahwa ini semua dalam bentuk manusia dan "tidak tepat dengan keadaan Allah yang sebenarnya".
'anthropomorf' inilah yang memungkinkan kita manusia mengenal Pribadi Allah secara [u]pribadi[/u[ dimana pribadi Allah sebenarnya secara tepat tidak akan kita mengerti.
Bahasa kias secara umum juga kita kenal dalam Qur'an, bahwa tidak semua kata itu mermakna harfiah. Jika Al~Qur'an menulis tentang "memakan harta", bukan berarti harta seperti emas, perak, dan lain-lain itu ditelan.
Maka jika ada ayat yang menulis "Tuhan mengaum" tidak berarti Tuhan jadi macan dulu dan mengaum, bukan! Alkitab seringkali menuliskan sebuah pengajaran tidak dengan "letterlig", banyak sekali figuratif-figuratif didalamnya. Jadi tidak selalu dimaksudkan seperti apa adanya menurut arti lahiriah.
Kitab-kitab seperti Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung adalah contoh-contoh kitab yang isinya berbentuk Puisi (poetical) mengungkapkan pergumulan batin manusia dengan Tuhannya yang diutarakan dalam bahasa sastra yang indah. Demikian juga Kitab Yesaya dan Kitab Yeremia banyak menjabarkan kejahatan manusia menyembah illah-illah lain diibaratkan sebagai "perzinahan" yang bersifat rohani, Alkitab menulis "Allah adalah pencemburu" (Ulangan 5:9, Nahum1:1-3 dan ada banyak lagi ayat-ayat sejenis).
Alkitab bisa disebut karya sastra bila nilai nilai kesusasteraannya dipandang ada. Dan kitapun pun bisa memandangnya sebagai buku manual kehidupan spiritual kija kita ini Pengikut Kristus. Namun seseorang bisa juga memandangnya sebagai Dongeng atau fabel bila seseorang itu tidak yakin isinya.
Apabila memang Tuhan benar-benar bersiul (bukan figuratif tetapi kenyataan), apa salahnya? Apakah kehendak Tuhan dapat dibatasi oleh kita? Sehingga penuduh berpendapat "tidak pantas" Allah bersiul. Atau mustinya Tuhan itu "gengsi" untuk bersiul?
Manusia yang paling pintar-pun tidak akan memahami hakikat Tuhan.
Raja Daud menuliskan sebuah doa dihadapan Allah yang Maha Tahu (Mazmur 139), mengungkapkan dengan segala kerendahan hati dihadapan Tuhan yang kuasaNya tidak akan mampu diselami oleh manusia. Dengan bahasa poetical sekali, saya yakin ketika anda membaca ayat ini akan mengerti walaupun banyak memakai istilah yang bermakna alegoris.
JAWAB :
* Yesaya 42:13
TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertem-pik sorak, ya, Ia me-mekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya. (Puji-pujian tentang penyelamatan/ Syair)
* Keluaran 24:10-11
24:10 Lalu mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan yang terangnya seperti langit yang cerah.
24:11 Tetapi kepada pemuka-pemuka orang Israel itu tidaklah diulurkan-Nya tangan-Nya; mereka memandang Allah, lalu makan dan minum. (bahasa kias/ alegoris)
* Yeremia 15:6
Engkau sendiri telah menolak Aku, demikianlah firman TUHAN, telah pergi meninggalkan Aku. Maka Aku mengacungkan tangan-Ku dan membinasakan engkau; Aku sudah jemu untuk merasa sesal (Kedasyatan yang ditimbulkan oleh perang/ Siapakah yang menaruh belas kasihan terhadap Yerusalem?, Jenis Ratapan/ Syair/ Nubuat)
* Zhakaria 10:8
Aku akan bersiul memanggil mereka dan Aku akan mengumpulkan mereka, sebab Aku sudah membebaskan mereka, dan jumlah mereka menjadi banyak seperti dahulu. (Syair)
* Yesaya 7:18
Pada hari itu akan terjadi: TUHAN bersuit memanggil lalat yang ada di ujung anak-anak sungai Nil, dan memanggil lebah yang ada di tanah Asyur. (Pemberitaan mengenai Imanuel/ Nubuat)
* Yesaya 5:26
Ia akan melambaikan panji-panji kepada bangsa yang dari jauh, dan akan bersuit memanggil mereka dari ujung bumi; sesungguhnya mereka akan datang dengan segera, dengan cepat! (Nubuat)
* Yeremia 25:30
Dan engkau ini, nubuatkanlah segala firman ini kepada mereka. Katakanlah kepada mereka: TUHAN akan menengking dari tempat tinggi dan memperdengarkan suara-Nya dari tempat pernaungan-Nya yang kudus; Ia akan mengaum hebat terhadap tempat penggembalaan-Nya, suatu pekik, seperti yang dipekikkan pengirik-pengirik buah anggur, terhadap segenap penduduk bumi. (Piala amarah TUHAN atas bangsa-bangsa/ Nubuat)
Dalam penjelasan sebelumnya kita kenal ada istilah "anthropomorfisme". Dimana Allah digambarkan dengan sisi manusiawi untuk mengibaratkan hal-hal yang terjadi. Dan semua kata dalam ayat-ayat diatas tidak bermakna harfiah -- melainkan -- bermakna alegoris, makna figuratif, metafora, ibarat dan typology. Kita akan menemukan banyak sekali bahasa kias/ alegoris dalam Alkitab.
Pribadi Allah tidak dapat dikenal oleh manusia karena Dia sama sekali berbeda dengan manusia. Tetapi Allah berkenan untuk menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Gambar dan rupa yang diciptakan-Nya inilah yang dipakai Allah untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia.
Dalam Alkitab Allah dikatakan mempunyai mata, telinga, mulut, tangan, bahkan Alkitab-pun menulis "wajah" Allah. Alkitab menulis pula sikap emosional Allah secara anthropomorf, misalnya Allah bersorak-sorak, dan bergirang, jemu, menyesal, dan seterusnya. Dengan demikian manusia dapat menangkap pernyataan Allah. Dengan sendirinya pula harus diingat bahwa ini semua dalam bentuk manusia dan "tidak tepat dengan keadaan Allah yang sebenarnya".
'anthropomorf' inilah yang memungkinkan kita manusia mengenal Pribadi Allah secara [u]pribadi[/u[ dimana pribadi Allah sebenarnya secara tepat tidak akan kita mengerti.
Bahasa kias secara umum juga kita kenal dalam Qur'an, bahwa tidak semua kata itu mermakna harfiah. Jika Al~Qur'an menulis tentang "memakan harta", bukan berarti harta seperti emas, perak, dan lain-lain itu ditelan.
Maka jika ada ayat yang menulis "Tuhan mengaum" tidak berarti Tuhan jadi macan dulu dan mengaum, bukan! Alkitab seringkali menuliskan sebuah pengajaran tidak dengan "letterlig", banyak sekali figuratif-figuratif didalamnya. Jadi tidak selalu dimaksudkan seperti apa adanya menurut arti lahiriah.
Kitab-kitab seperti Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkotbah, dan Kidung Agung adalah contoh-contoh kitab yang isinya berbentuk Puisi (poetical) mengungkapkan pergumulan batin manusia dengan Tuhannya yang diutarakan dalam bahasa sastra yang indah. Demikian juga Kitab Yesaya dan Kitab Yeremia banyak menjabarkan kejahatan manusia menyembah illah-illah lain diibaratkan sebagai "perzinahan" yang bersifat rohani, Alkitab menulis "Allah adalah pencemburu" (Ulangan 5:9, Nahum1:1-3 dan ada banyak lagi ayat-ayat sejenis).
Alkitab bisa disebut karya sastra bila nilai nilai kesusasteraannya dipandang ada. Dan kitapun pun bisa memandangnya sebagai buku manual kehidupan spiritual kija kita ini Pengikut Kristus. Namun seseorang bisa juga memandangnya sebagai Dongeng atau fabel bila seseorang itu tidak yakin isinya.
Apabila memang Tuhan benar-benar bersiul (bukan figuratif tetapi kenyataan), apa salahnya? Apakah kehendak Tuhan dapat dibatasi oleh kita? Sehingga penuduh berpendapat "tidak pantas" Allah bersiul. Atau mustinya Tuhan itu "gengsi" untuk bersiul?
Manusia yang paling pintar-pun tidak akan memahami hakikat Tuhan.
Raja Daud menuliskan sebuah doa dihadapan Allah yang Maha Tahu (Mazmur 139), mengungkapkan dengan segala kerendahan hati dihadapan Tuhan yang kuasaNya tidak akan mampu diselami oleh manusia. Dengan bahasa poetical sekali, saya yakin ketika anda membaca ayat ini akan mengerti walaupun banyak memakai istilah yang bermakna alegoris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar