JAWAB :
Telah kita ketahui bahwa ada istilah "PERZINAHAN ROHANI" (yang dijelaskan secara gamblang pada kitab Yehezkiel tadi). Berpaling dari Allah dan menyembah illah-illah lain adalah merupakan dosa, Allah mengibaratkan hal tersebut dengan "perzinahan".
Demikian pula Kitab Hosea yang memuat kisah Nabi Hosea mengandung ajaran-ajaran :
Rumah tangga Nabi Hosea sebagai lambang hubungan bangsa Israel dengan Allah :
a. Istri Hosea (Gomer) yang melakukan perzinahan melambangkan bangsa Israel yang melakukan penyembahan berhala.
Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah.
Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa/ illah-illah lain; Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.
b. Hosea sebagai suami yang mengampuni perzinahan istrinya, melambangkan betapa Allah selalu mengampuni kesalahan (penyembahan berhala) bangsa Israel.
----------------
PENJELASAN LANJUT :
Hosea, yang namanya berarti "keselamatan", diperkenalkan sebagai putra Beeri (Hosea 1:1). Kitab Hosea memuat kilasan otobiografis. Pernikahan Hosea yang tragis dalam kitab yang ditulisnya dipadukan sebagai pesan Allah kepada Israel.
Pada saat kitab ini ditulis (715 - 710 SM). Latar belakang sejarah pelayanan Hosea disebutkan sebagai dalam pemerintahan Yerobeam II (755-715 SM) dari Kerajaan Israel (Utara).
Hosea adalah penduduk Kerajaan Israel (utara), bukan Kerajaan Yehuda.
(Setelah kematian Salomo (992 SM.), Kerajaan Israel pecah menjadi 2 bagian : Kerajaan Israel (utara) dengan dengan ibukota Samaria dan Kerajaan Yehuda dengan ibukota Yerusalem selatan sekitar 930 SM).
Semenjak peristiwa pecahnya Kerajaan Israel, para nabi dengan pelbagai cara diutus oleh Allah kepada kedua kerajaan ini. Namun demikian, lagi-lagi banyak yang gagal untuk memperhatikan pesan peringatan yang dikirimkan oleh nabi-nabi ini.
Selanjutnya, Allah menghukum Kerajaan Israel utara, kerajaan itu hancur oleh kekaisaran Asyur sekitar 722 SM. Orang-orang Israel di Kerajaan Israel utara, yang terdiri atas sepuluh dari dua belas suku Israel, dijebloskan ke penjara, dan tidak muncul-kembali dalam lembaran-lembaran sejarah sebagai masyarakat yang bisa diidentifikasi. Peristiwa ini menyebabkan sepuluh suku Israel tersebut punah.
Kerajaan Yehuda di selatan, yang utamanya terdiri atas suku-suku Benjamin dan Yehuda, terus bertahan dalam kondisi yang sangat sulit selama kira-kira lebih dari 150 tahun. Para nabi terus diutus kepada masyarakat ini, tetapi pun mereka tidak mau kembali kepada Allah dan terus “berjinah”, mereka tidak lagi mengikuti ajaran-ajaran sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian Musa, hanya sedikit orang saja yang memegang teguh ajaran-ajaran Musa. Oleh karenanya, Allah mengizinkan jatuhnya Kerajaan Yehuda di selatan kepada Kerajaan Babel/Raja Nebukadnezar sekitar (605-586 SM). Banyak orang-orang Israel yang dibuang ke Babel.
Melalui Nabi Ezra, nabi yang setia kepada Allah berusaha mengumpulkan kembali kitab-kitab suci PL menjadi satu unit, dan memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem.
Inilah yang dimaksud dari kesetiaan Allah itu, Israel sebagai bangsa pilihan tetapi dalam sejarahnya sering meninggalkan Tuhan dan berpaling kepada ilah-ilah lain (perzinahan rohani). Dan menggambarkan Israel seperti seorang perempuan yang bersundal. Tetapi rencana keselamatan kepada umatNya inipun tetap menjadi agenda Allah. Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezra 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezra 1:1).
Telah kita ketahui bahwa ada istilah "PERZINAHAN ROHANI" (yang dijelaskan secara gamblang pada kitab Yehezkiel tadi). Berpaling dari Allah dan menyembah illah-illah lain adalah merupakan dosa, Allah mengibaratkan hal tersebut dengan "perzinahan".
Demikian pula Kitab Hosea yang memuat kisah Nabi Hosea mengandung ajaran-ajaran :
Rumah tangga Nabi Hosea sebagai lambang hubungan bangsa Israel dengan Allah :
a. Istri Hosea (Gomer) yang melakukan perzinahan melambangkan bangsa Israel yang melakukan penyembahan berhala.
Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah.
Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa/ illah-illah lain; Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.
b. Hosea sebagai suami yang mengampuni perzinahan istrinya, melambangkan betapa Allah selalu mengampuni kesalahan (penyembahan berhala) bangsa Israel.
----------------
PENJELASAN LANJUT :
Hosea, yang namanya berarti "keselamatan", diperkenalkan sebagai putra Beeri (Hosea 1:1). Kitab Hosea memuat kilasan otobiografis. Pernikahan Hosea yang tragis dalam kitab yang ditulisnya dipadukan sebagai pesan Allah kepada Israel.
Pada saat kitab ini ditulis (715 - 710 SM). Latar belakang sejarah pelayanan Hosea disebutkan sebagai dalam pemerintahan Yerobeam II (755-715 SM) dari Kerajaan Israel (Utara).
Hosea adalah penduduk Kerajaan Israel (utara), bukan Kerajaan Yehuda.
(Setelah kematian Salomo (992 SM.), Kerajaan Israel pecah menjadi 2 bagian : Kerajaan Israel (utara) dengan dengan ibukota Samaria dan Kerajaan Yehuda dengan ibukota Yerusalem selatan sekitar 930 SM).
Semenjak peristiwa pecahnya Kerajaan Israel, para nabi dengan pelbagai cara diutus oleh Allah kepada kedua kerajaan ini. Namun demikian, lagi-lagi banyak yang gagal untuk memperhatikan pesan peringatan yang dikirimkan oleh nabi-nabi ini.
Selanjutnya, Allah menghukum Kerajaan Israel utara, kerajaan itu hancur oleh kekaisaran Asyur sekitar 722 SM. Orang-orang Israel di Kerajaan Israel utara, yang terdiri atas sepuluh dari dua belas suku Israel, dijebloskan ke penjara, dan tidak muncul-kembali dalam lembaran-lembaran sejarah sebagai masyarakat yang bisa diidentifikasi. Peristiwa ini menyebabkan sepuluh suku Israel tersebut punah.
Kerajaan Yehuda di selatan, yang utamanya terdiri atas suku-suku Benjamin dan Yehuda, terus bertahan dalam kondisi yang sangat sulit selama kira-kira lebih dari 150 tahun. Para nabi terus diutus kepada masyarakat ini, tetapi pun mereka tidak mau kembali kepada Allah dan terus “berjinah”, mereka tidak lagi mengikuti ajaran-ajaran sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian Musa, hanya sedikit orang saja yang memegang teguh ajaran-ajaran Musa. Oleh karenanya, Allah mengizinkan jatuhnya Kerajaan Yehuda di selatan kepada Kerajaan Babel/Raja Nebukadnezar sekitar (605-586 SM). Banyak orang-orang Israel yang dibuang ke Babel.
Melalui Nabi Ezra, nabi yang setia kepada Allah berusaha mengumpulkan kembali kitab-kitab suci PL menjadi satu unit, dan memulai bentuk ibadah yang dipakai di sinagoge dan mendirikan Sinagoge Besar di Yerusalem.
Inilah yang dimaksud dari kesetiaan Allah itu, Israel sebagai bangsa pilihan tetapi dalam sejarahnya sering meninggalkan Tuhan dan berpaling kepada ilah-ilah lain (perzinahan rohani). Dan menggambarkan Israel seperti seorang perempuan yang bersundal. Tetapi rencana keselamatan kepada umatNya inipun tetap menjadi agenda Allah. Kitab Ezra mencatat bagaimana Allah menggenapi janji nubuat-Nya melalui Yeremia (Ezra 29:10-14) untuk memulihkan orang Yahudi setelah 70 tahun pembuangan dengan membawa mereka kembali ke tanah air mereka (Ezra 1:1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar